Jumat, 06 September 2013

Jakarta...oh...Jakarta

Jumat, 6 September 2013

Wooow....hampir ada yang terlupakan. Ternyata saya masih punya BLOG!!! :)
Setelah hampir 1,5 tahun terbengkalai akibat rasa malas untuk menulis....hari ini saya tergelitik untuk kembali menulis. Bukan karya tulis, bukan pula puisi...tapi hanya sebatas share pengalaman yang bakal saya ingat di kemudian hari.

Tulisan pengalaman kali ini tentang warna dan geliat kota Jakarta yang tanpa saya sadari ternyata telah banyak berubah dari tahun ke tahun. Sebagai warga DKI yang lahir dan gede di Jakarta...kadang ga nyadar kalo kota tercinta ini ternyata sudah semakin tua dan berubah. Padahal umur saya aja dan nambah banyak dibandingkan 15 tahun yang lalu. Ssstt...umur makin banyak, tapi penampilan & semangat tetep ga kalah kayak anak muda doong ;)

Setelah kemarin punya pengalaman kuliah pertama Pascasarjana K3 dengan cerita mengenaskan, yaitu nahan laper sampe siang karena snack gratisan digondol kucing di kampus..hari ini pengalamannya beda lagi.
Kuliah hari ke-2 ini dimulai jam 8 pagi teng waktu Depok. Ga seperti hari-hari sebelumnya yang ngandelin kendaraan pribadi untuk sampe Depok, hari ini saya mutusin untuk naik kendaraan umum dari rumah (Rawamangun) ke kampus (Depok). Jauh?? Ya iyalah...lha wong keduanya beda RT, beda RW, beda kelurahan, beda kecamatan, beda kotamadya, bahkan beda propinsi. Tapiiiii....ga masyalaaah. Waktu 15 tahun lalu kuliah S1 di Depok juga saya pp dan Alhamdulillah lancar jaya bisa lulus tepat waktu :)

DULUUU...dari Rawamangun saya biasa naik Metromini T49 jurusan Pulogadung-Manggarai dan turun di bioskop Megaria kemudian jalan kaki ke arah stasiun kereta Cikini. Waktu tempuhnya kurleb 1/2 jam.
Kalo pas kuliah pagi jam 8 teng waktu Depok, saya biasa berangkat jam 6.15 dari rumah. Sampe bioskop Megaria turun dan jalan kaki dengan santai sambil nyanyi2 dengan suara pelan (karena kalo suara kenceng, takut ada produser rekaman yang naksir suara saya) sambil menghirup udara pagi yang segar.

Jalan kaki kurleb 10 menit lalu beli karcis di loket stasiun kereta api dengan tujuan Depok. Waktu itu cuma ada kereta ekonomi yang jadwalnya sering ngaco dan agak lama nunggunya. Karena namanya kereta ekonomi, saya biasa 1 gerbong dengan macem-macem pedagang yang dagangannya dari mulai jualan peniti sampe dengan jualan buah-buahan yang keranjangnya besar dan muat untuk nampung 2 orang dewasa duduk di dalamnya (eh...tapi siapa juga yang mau duduk dalem keranjang buah). Kereta api yang ditunggu pun akhirnya datang dan saya naik dengan lama perjalanan kurleb 1/2 jam sampe stasiun Pondok Cina. Di UI ada 2 stasiun kereta, dan yang terdekat dengan kampus MIPA adalah stasiun Pondok Cina. Sampe kampus...saya masih bisa ngobrol dengan teman karena masih ada sisa waktu sebelum mulai kuliah (ini cerita jaman dulu loh yaaa...)

HARI INIIIII....setelah 15 tahun berlalu...dengan perkiraan waktu yang hampir sama (ko ga mikir ya...kan jalanan pasti tambah macet) saya berangkat tadi pagi dari rumah jam 6.15.
Guess what?  Yup....you are right... ternyata kondisi jalanan semakin pagi semakin macet gila. Sebelumnya..saya biasa berangkat ke kantor jam 7.30 melewati jalur yang sama, sampe Utan Kayu hanya butuh waktu 10 menit. Tapi tadi pagiiiii....dari rumah jam 6.15 tapi setelah 45 menit belum juga nyampe daerah Utan Kayu. Ckckckck...bisa telat ga karu-karuan kalo begini caranya.
Akhirnya setelah jam 7.05 belum ada kemajuan, saya mutusin turun dari metromini dan nyari ojek untuk nyambung ke Stasiun Manggarai. Dengan bayar 20.000 akhirnya solusi terjebak macet teratasi.
Pantesan jumlah motor di Jakarta tambah buanyaaak...memang efektif untuk menghindari terjebak kemacetan. Alhamdulillah...akhirnya langsung dapat kereta. Karena kereta Jabodetabek sekarang jauh lebih nyaman, dengan perbanyakan jadwal dan pendingin dalam kabin kereta (Commuter Line)...perjalanan ke Depok jadi lebih nyaman dibandingkan 15 tahun lalu :)

Saya baru tersadarkan...Jakarta semakin tua dengan daya tampung di segala infrastruktur yang sudah tidak memadai lagi. Dan memang keluhan penduduk Jakarta terutama adalah masalah macet. Selama ini jarang ngerasain...karena sehari-hari ngantor di daerah yang deket rumah dan cukup makan waktu 30 menit untuk sampe ke kantor...which is kondisi yang sering bikin iri temen2 kantor yang tinggal di daerah satelit seperti Depok, Bogor, Bekasi yang  butuh waktu 2-3 jam untuk sampe ke kantor. Hmmm...Thank's Allah :)

Pulang kuliah...saya kembali naik kereta jurusan Kota dan turun di stasiun Cikini. Dari stasiun Cikini, jalan kaki menuju Bioskop Megaria dan nunggu metromini T49 di depan bioskop. Tunggu punya tunggu...detik demi detik berlalu....menit demi menit terlewati. Setelah nunggu hampir 30 menit, angkutan umum yang ditunggu ga kunjung nongol. Duluuuuu....15 tahun yang lalu saya biasa nunggu angkutan umum yang sama di tempat yang sama pulak.
Hati mulai bimbang...jiwa makin resah....muka mulai memerah (karena kepanasan)...jangan-jangaaaan trayek metromininya dah berubah...ga lewat sini lagi. Masih bersabar sampe 5 menit kemudian...dan yang ditunggu ga nongol juga. Akhirnyaaaaaa.....tangan pun melambai ke arah taksi dan harus membayar 30.000 untuk sampe ke Rawamangun.

Itung punya itung....hari-hari lalu ketika pake kendaraan pribadi ke kampus harus ngeluarin duit 50.000 (bensin) + 19.000 (tol) = 69.000 (total).
Hari ini yang diniatin mau pake kendaraan umum dan demi sebuah alasan PENGIRITAN (apalagi sejak dapet tugas belajar dari kantor, maka tunjangan bulanan di luar gaji distop...hiks) terhitung ngeluarin duit 3.000 (metromini) + 20.000 (ojek) + 6.000 (kereta pp) + 3.000 (es tee/haus jalan siang2) + 30.000 (taksi) = 62.000 (total)
Jadi...ketawa geli liat itung-itunganannya...pake kendaraan pribadi dan kendaraan umum itungannya hampir sama. Lalu dimana letak pengiritannyaaaa.... :D :D.
Sepertinya perencanaanya memang kurang matang...hehee

Ya sudahlah....besok ke kampus mau naik apa...ya tergantung besok aja lah. Alhamdulillah masih dikasi kesempatan untuk menimba ilmu :)

Hanya sedikit harapan saya sebagai warga Jakarta...dan yang pasti harapan yang sama dilontarkan oleh warga yang lain. Saya pribadi salut dengan kerja keras dan keberhasilan Pak Jokowi dan Mr Ahok dalam menangani berbagai macam kemelut permasalahan di Jakarta. Perlahan tapi pasti...dan semoga penanganan masalah kemacetan ini juga merupakan salah satu keberhasilan kinerja mereka di masa mendatang.
 

Wish the best works to our leader, and wish the best wishes to our environment.
 

Life must always goes on...either you will face a barrier or a smooth way. Cause that what life means..to teach you how to be a real and stronger person.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar