Jumat, 06 September 2013

Jakarta...oh...Jakarta

Jumat, 6 September 2013

Wooow....hampir ada yang terlupakan. Ternyata saya masih punya BLOG!!! :)
Setelah hampir 1,5 tahun terbengkalai akibat rasa malas untuk menulis....hari ini saya tergelitik untuk kembali menulis. Bukan karya tulis, bukan pula puisi...tapi hanya sebatas share pengalaman yang bakal saya ingat di kemudian hari.

Tulisan pengalaman kali ini tentang warna dan geliat kota Jakarta yang tanpa saya sadari ternyata telah banyak berubah dari tahun ke tahun. Sebagai warga DKI yang lahir dan gede di Jakarta...kadang ga nyadar kalo kota tercinta ini ternyata sudah semakin tua dan berubah. Padahal umur saya aja dan nambah banyak dibandingkan 15 tahun yang lalu. Ssstt...umur makin banyak, tapi penampilan & semangat tetep ga kalah kayak anak muda doong ;)

Setelah kemarin punya pengalaman kuliah pertama Pascasarjana K3 dengan cerita mengenaskan, yaitu nahan laper sampe siang karena snack gratisan digondol kucing di kampus..hari ini pengalamannya beda lagi.
Kuliah hari ke-2 ini dimulai jam 8 pagi teng waktu Depok. Ga seperti hari-hari sebelumnya yang ngandelin kendaraan pribadi untuk sampe Depok, hari ini saya mutusin untuk naik kendaraan umum dari rumah (Rawamangun) ke kampus (Depok). Jauh?? Ya iyalah...lha wong keduanya beda RT, beda RW, beda kelurahan, beda kecamatan, beda kotamadya, bahkan beda propinsi. Tapiiiii....ga masyalaaah. Waktu 15 tahun lalu kuliah S1 di Depok juga saya pp dan Alhamdulillah lancar jaya bisa lulus tepat waktu :)

DULUUU...dari Rawamangun saya biasa naik Metromini T49 jurusan Pulogadung-Manggarai dan turun di bioskop Megaria kemudian jalan kaki ke arah stasiun kereta Cikini. Waktu tempuhnya kurleb 1/2 jam.
Kalo pas kuliah pagi jam 8 teng waktu Depok, saya biasa berangkat jam 6.15 dari rumah. Sampe bioskop Megaria turun dan jalan kaki dengan santai sambil nyanyi2 dengan suara pelan (karena kalo suara kenceng, takut ada produser rekaman yang naksir suara saya) sambil menghirup udara pagi yang segar.

Jalan kaki kurleb 10 menit lalu beli karcis di loket stasiun kereta api dengan tujuan Depok. Waktu itu cuma ada kereta ekonomi yang jadwalnya sering ngaco dan agak lama nunggunya. Karena namanya kereta ekonomi, saya biasa 1 gerbong dengan macem-macem pedagang yang dagangannya dari mulai jualan peniti sampe dengan jualan buah-buahan yang keranjangnya besar dan muat untuk nampung 2 orang dewasa duduk di dalamnya (eh...tapi siapa juga yang mau duduk dalem keranjang buah). Kereta api yang ditunggu pun akhirnya datang dan saya naik dengan lama perjalanan kurleb 1/2 jam sampe stasiun Pondok Cina. Di UI ada 2 stasiun kereta, dan yang terdekat dengan kampus MIPA adalah stasiun Pondok Cina. Sampe kampus...saya masih bisa ngobrol dengan teman karena masih ada sisa waktu sebelum mulai kuliah (ini cerita jaman dulu loh yaaa...)

HARI INIIIII....setelah 15 tahun berlalu...dengan perkiraan waktu yang hampir sama (ko ga mikir ya...kan jalanan pasti tambah macet) saya berangkat tadi pagi dari rumah jam 6.15.
Guess what?  Yup....you are right... ternyata kondisi jalanan semakin pagi semakin macet gila. Sebelumnya..saya biasa berangkat ke kantor jam 7.30 melewati jalur yang sama, sampe Utan Kayu hanya butuh waktu 10 menit. Tapi tadi pagiiiii....dari rumah jam 6.15 tapi setelah 45 menit belum juga nyampe daerah Utan Kayu. Ckckckck...bisa telat ga karu-karuan kalo begini caranya.
Akhirnya setelah jam 7.05 belum ada kemajuan, saya mutusin turun dari metromini dan nyari ojek untuk nyambung ke Stasiun Manggarai. Dengan bayar 20.000 akhirnya solusi terjebak macet teratasi.
Pantesan jumlah motor di Jakarta tambah buanyaaak...memang efektif untuk menghindari terjebak kemacetan. Alhamdulillah...akhirnya langsung dapat kereta. Karena kereta Jabodetabek sekarang jauh lebih nyaman, dengan perbanyakan jadwal dan pendingin dalam kabin kereta (Commuter Line)...perjalanan ke Depok jadi lebih nyaman dibandingkan 15 tahun lalu :)

Saya baru tersadarkan...Jakarta semakin tua dengan daya tampung di segala infrastruktur yang sudah tidak memadai lagi. Dan memang keluhan penduduk Jakarta terutama adalah masalah macet. Selama ini jarang ngerasain...karena sehari-hari ngantor di daerah yang deket rumah dan cukup makan waktu 30 menit untuk sampe ke kantor...which is kondisi yang sering bikin iri temen2 kantor yang tinggal di daerah satelit seperti Depok, Bogor, Bekasi yang  butuh waktu 2-3 jam untuk sampe ke kantor. Hmmm...Thank's Allah :)

Pulang kuliah...saya kembali naik kereta jurusan Kota dan turun di stasiun Cikini. Dari stasiun Cikini, jalan kaki menuju Bioskop Megaria dan nunggu metromini T49 di depan bioskop. Tunggu punya tunggu...detik demi detik berlalu....menit demi menit terlewati. Setelah nunggu hampir 30 menit, angkutan umum yang ditunggu ga kunjung nongol. Duluuuuu....15 tahun yang lalu saya biasa nunggu angkutan umum yang sama di tempat yang sama pulak.
Hati mulai bimbang...jiwa makin resah....muka mulai memerah (karena kepanasan)...jangan-jangaaaan trayek metromininya dah berubah...ga lewat sini lagi. Masih bersabar sampe 5 menit kemudian...dan yang ditunggu ga nongol juga. Akhirnyaaaaaa.....tangan pun melambai ke arah taksi dan harus membayar 30.000 untuk sampe ke Rawamangun.

Itung punya itung....hari-hari lalu ketika pake kendaraan pribadi ke kampus harus ngeluarin duit 50.000 (bensin) + 19.000 (tol) = 69.000 (total).
Hari ini yang diniatin mau pake kendaraan umum dan demi sebuah alasan PENGIRITAN (apalagi sejak dapet tugas belajar dari kantor, maka tunjangan bulanan di luar gaji distop...hiks) terhitung ngeluarin duit 3.000 (metromini) + 20.000 (ojek) + 6.000 (kereta pp) + 3.000 (es tee/haus jalan siang2) + 30.000 (taksi) = 62.000 (total)
Jadi...ketawa geli liat itung-itunganannya...pake kendaraan pribadi dan kendaraan umum itungannya hampir sama. Lalu dimana letak pengiritannyaaaa.... :D :D.
Sepertinya perencanaanya memang kurang matang...hehee

Ya sudahlah....besok ke kampus mau naik apa...ya tergantung besok aja lah. Alhamdulillah masih dikasi kesempatan untuk menimba ilmu :)

Hanya sedikit harapan saya sebagai warga Jakarta...dan yang pasti harapan yang sama dilontarkan oleh warga yang lain. Saya pribadi salut dengan kerja keras dan keberhasilan Pak Jokowi dan Mr Ahok dalam menangani berbagai macam kemelut permasalahan di Jakarta. Perlahan tapi pasti...dan semoga penanganan masalah kemacetan ini juga merupakan salah satu keberhasilan kinerja mereka di masa mendatang.
 

Wish the best works to our leader, and wish the best wishes to our environment.
 

Life must always goes on...either you will face a barrier or a smooth way. Cause that what life means..to teach you how to be a real and stronger person.

Senin, 23 Januari 2012

Pertarungan di Sungai Cicatih

Refreshing....... wuiiihhhh  kata ini seperti jauh dari kenyataan, bahkan dari bayangan sekali pun pada saat bulan-bulan terakhir tahun 2011. Dikejar-kejar segala bentuk pekerjaan dan laporan yang harus diselesaikan dan dikumpulkan....persis kayak penjahat yang dikejar polisi. Ngumpet (dari pandangan bos), nyuekin telpon dan sms (dari penagih 'utang'), berkelit dan nge-les (dari pertanyaan para 'penagih') adalah makanan sehari-hari selama hampir 2 bulan terakhir. Dan dengan segala perjuangan, dari yang tidur cuma 3 jam semalam, ada juga yang ga tidur semalaman...bahkan sampe nginep-nginep di kantor (ini pengalaman teman...saya mah nggak..hehee)...........akhirnya selesai juga pekerjaan dan laporan kegiatan di akhir tahun...fiuuuhhh.
Hidup itu perlu seimbang.....ada susah ada senang, ada berat ada ringan, ada bersungut-sungut ada ketawa-ketiwi. Dan itu lah alasan kenapa saya dan teman-teman di kantor berencana untuk refreshing setelah beberapa waktu lalu dihantam urusan pekerjaan bertubi-tubi (dihantam???? kayanya bahasanya terlalu lebay ya...).
Dari beberapa pilihan dan rembukan akhirnya kita memutuskan untuk mencoba arung jeram. Alasannya: 1. Saya belum pernah arung jeram, 2. Saya pikir seru banget diobok-obok arus sungai yang deras di atas perahu, 3. Saya suka tantangan...dan arung jeram adalah permainan yang cukup menantang, 4. Saya malas kalau pergi refreshing terlalu jauh, 5. Di bulan Januari saya belum banyak pekerjaan, jadi okelah kalo capcus di bulan ini. 6. Gak perlu gape renang, yang penting bisa gaya dada...kalo terjadi sesuatu misalkan kelelep tinggal melambaikan tangan sambil dada(h)-dada(h).....tuink tuink. Laaaaah....kalo ditelaah ternyata alasan pergi arung jeram karena saya ya....karena saya yang mau...heheee. Emang sih rada memaksakan kehendak dan ambisi.....tapi teman yang lain juga oke aja tuh ;)

Yup...dan akhirnya jadilah saya dan teman-teman total 11 orang capcus ke lokasi dengan menyewa 2 mobil SUV. Lokasi yang dipilih adalah Sungai Cicatih di kawasan Sukabumi Selatan dengan operatornya bernama 'Riam Jeram'. Kami ambil paket dengan fasilitas menginap 1 malam, 3x makan, transportasi penginapan-starting point, dan lintasan sungai sejauh 12 km (2,5 jam).
Setelah 3 jam duduk manis sebagai penumpang, sampe juga di lokasi, ini lumayan cepat loh.... Kita berangkat dari kantor jam 15.30 dan sampe di 'meeting point' jam 19.30 (setelah sempat berhenti istirahat beberapa kali). 

Meeting point adalah tempat bertemunya customer dengan petugas operator dari Riam Jeram. Dan ternyataaaaaa.....lokasi itu adalah lokasi terakhir dimana kita masih bisa menggunakan kendaraan yang kita bawa. Dari titik itu masih ada sekitar 5 km lagi ke tempat penginapan dengan kondisi 4 km jalan yang berbatu, menurun dan berkelok curam. Mas Arif, sang guide, menjamin jalanannya hancur parah dan kalo kita memaksakan menggunakan mobil pribadi ke lokasi penginapan maka mobil pun dijamin akan segera masuk bengkel setelah pulang kembali ke Jakarta.....sadis tenan gambarannya... 

Di sini kami sempat membeli sendal gunung untuk beraksi di arung jeram. Dan tentu saja buat saya.....beli sendal gunung ini supaya ada alasan untuk pergi lagi menjelajah next time, coz kan sayang kalo beli cuma dipake sekali-kalinya...hehee.Ga papa lah dibela-belain belanja dulu, dari pada nanti pake selop trus pas rafting selopnya hanyut dibawa arus sungai, bisa-bisa pulang nyeker sampe Jakarta....
Akhirnya mobil diparkir di pinggir jalan raya di area meeting point. Mas Arif menjamin mobil kami aman karena ada yang jaga. Ya sud....kami akhirnya menyerahkan kepercayaan pada petugas jaga dan menyerahkan kepasrahan kepada Allah SWT....ya eyalaaah...gimana nggak....mobil sewaan boo, kalo sampe kenapa-kenapa repot juga kaaaann... Dan untuk menuju lokasi penginapan kami diangkut dengan menggunakan 1 buah angkot sewaan. Jadilah di dalam angkot kami seperti ikan pepes yang dibungkus dan diikat daun pisang dan siap untuk di kukus dalam panci. Duduk himpitan plus barang bawaan yang lumayan makan tempat. 
Dan benar saja....setelah melalui 1 km jalan raya dari meeting point, angkot pun berbelok ke kiri masuk ke jalanan yang jauh lebih sempit. Guncangan demi guncangan, tumbukan demi tumbukan...halah...dialami ikan pepes di dalam angkot. Berhubung hari sudah malam dan tidak ada penerangan di sepanjang jalan, kami tidak tahu lokasi apa yang kami lalui. Menurut supir angkot sih...di sepanjang jalan adalah perkampungan penduduk. Memang ada listrik, tapi lampu yang mereka gunakan remang-remang dan tidak selalu di sepanjang jalan adalah rumah penduduk. Jadi yaaaa...kami pasrah aja mau dibawa kemana pun...heheee... Nggak juga sih, di sepanjang jalan sambil terguncang-guncang dan duduk yang sebentar-sebentar melorot niban kawan yang duduk paling dekat dengan supir dan pintu angkot (efek dari jalanan yang menurun curam), kami ngobrol dan haha hihiiii sambil membayangkan apa yang akan kami hadapi di depan.

Dan akhirnyaaaaa......setelah 1/2 jam terguncang-guncang sampe juga di area penginapan yang...hmmmm....sebuah nuansa baru yang belum pernah saya alami sebelumnya. Penginapannya berbentuk seperti lumbung, dengan lantai bawah untuk tempat makan dan ngariung, dan lantai atas untuk tempat istirahat dengan 15 buah tempat tidur berjejer berhadapan. Itu artinyaaaaa.......bobo bareng di satu ruangan, padahal rombongan kami cewek cowok hampir seimbang. Walaahhh....terpaksa jilbab ini ga bisa beringsut dari kepala sampe selesai acara....  Setelah membersihkan diri dan membuat planning untuk esok hari, masing-masing mulai berlomba-lomba memperagakan gaya harimau mengaum...alias menguap....dan suasana yang tadinya riuh dalam sekejap menjadi sunyi. Hanya deburan suara jeram sungai di samping tempat kami menginap terdengar memecah keheningan malam.....


Esok harinya....setelah bersiap-siap dengan atribut pakaian (untuk kepentingan nggaya kalo di foto) dan sarapan....kami dijemput dengan mobil menuju lokasi starting point. Daannn....gubrakkk...ternyata mobil yang digunakan adalah mobil bak terbuka. Walaahhh...bakalan jadi pengalaman seru nih.... Kami berebutan naik ke atas bak mencari posisi duduk yang paling asik.....   Asik untuk difoto maksudnya, karena kegiatan kami memang  ga lepas dari kegiatan foto-foto :)
Mobil pun berangkat menuju starting point dengan rute terlebih dahulu kembali melalui area meeting point tempat kami tiba tadi malam. Leganya bukan kepalang melewati area meeting point dan melihat 2 mobil sewaan masih utuh terparkir di area parir :). Dari situ ternyata masih ada sekitar kira-kira 7 km lagi perjalanan yang harus kami tempuh untuk mencapai area starting point. Sebuah perjalanan yang mengasyikkan karena duduk di mobil bak, diterpa angin, melihat-lihat pemandangan sawah dan gunung, sambil tetap beraksi foto-foto. 

Akhirnya sampe juga di area starting point. Turun dari mobil kami langsung menuju tempat perlengkapan arung jeram dan mengenakan baju pelampung dan helm. Setelah mendengarkan beberapa instruksi cara mendayung dan bagaimana harus menyelamatkan diri jika terjadi apa-apa, kami langsung semangat menuju perhu karet yang nampaknya sudah tidak sabar menantikan kehadiran kami......

Yup...perjalanan mengarungi sungai dan jeramnya pun dimulai. Karena kami terdiri dari 11 orang maka dibagi dalam 2 perahu. Saya bersama 4 teman lain memilih perahu warna merah. O ya....setiap perahu didampingi 1 orang guide yang pastinya sudah berpengalaman. Selain perahu kami, terdapat pula perahu tim rescue yang jumlahnya 4 orang berjalan mendahului sebagai leader. Ga perlu panik....kalo terjadi apa-apa, misal kita tercebur dan terbawa arus, ga perlu meraih sesuatu untuk tempat pegangan. Cukup mengapung dalam posisi telentang dan menunggu tim rescue menghampiri dan menyelamatkan kita. Hmmmm...membayangkan diselamatkan oleh tim rescue yang pastinya cowok semua pastinya bakal jadi pengalaman yang romantis...halaaahhhh...hush hush..ngawur aaah...

Lintasan yang akan kami lalui sepanjang 12 km. Kondisi saat itu arus berkekuatan sedang dan volume air lumayan tinggi. Ini keuntungan buat kami, karena jika volume air rendah maka banyak dijumpai biawak berseliweran di sungai dan tentunya dapat mengganggu perjalanan mengarungi sungai. Jeram yang akan dilalui sebanyak 20 jeram mulai dari grade 1 sampe grade 4. Artinya dari yang tidak terlalu berbahaya sampai yang paling berbahaya dimana ada resiko perahu terbalik. Masing-masing jeram pun memiliki nama yang memiliki kisah dan riwayat sendiri. Ada jeram cinta, jeram nge** (ini ngawur bener yang ngasih nama), ada jeram romantis, dan nama lainnya yang saya ga hapal satu per satu.

Awal perjalanan kami diuji dengan jeram grade 1. Berhubung pengalaman pertama, masih ketuker-tuker antara instruksi dayung maju dan dayung mundur. Tapi so far.....so good laah... Kuncinya kalo mau selamat ya ikuti instruksi guide aja..... Pada saat melewati jeram ini, air sungai dengan santainya menyiprat dan mulai membasahi bagian bawah pakaian....
Saya tidak terlalu sempat menikmati pemandangan kiri-kanan sungai di sepanjang lintasan, karena lebih berkonsentrasi untuk mendayung dan menaklukkan setiap jeram yang dilalui. Jarak antar jeram pun tidak terlalu jauh sehingga baru sebentar bernafas lega sudah harus deg-degan menghadapi jeram berikutnya. 


Benar-benar tes nyali.... Biasanya saya uji nyali di jalanan, naahh....sekarang kesampean juga uji nyali di sungai. Terlebih lagi ketika harus melewati jeram grade 4, dimana disitu ada instruksi 'boom' dan kita harus jongkok dalam perahu (ga lagi nangkring duduk di pinggiran perahu).....dan diam saja mengikuti arus membawa perahu sampe guide memberikan instruksi aman. Benar-benar seru dan asik, apalagi pada saat melewati jeram ini, arus sungai yang liar dan menggulung-gulung seperti putaran menghantam perahu termasuk penumpang di dalam sehingga kami pun basah kuyup dan rata dari luar sampe ke dalam :)

Di perjalanan sang guide yang baik hati, ramah, tidak sombong, dan kasep ini menawarkan paket arung jeram dengan lintasan 47 km dan finish di Pelabuhan Ratu. Dengan lintasan yang panjang dan waktu selama 2 hari 1 malam tentunya kita harus beristirahat dan menginap di tempat yang memang sudah disediakan. Hmmmm...sebuah pilihan paket yang patut diagendakan dalam kegiatan petualangan berikutnya...

Langit pagi itu benar-benar sangat bersahabat, tidak panas bahkan cenderung mendung, jadi lumayan laaah....kulit wajah terselamatkan dari kegosongan :).
Maklumlah....sebagai wanita tulen, saya (dan pasti teman saya juga) bakalan kerepotan mengembalikan warna kulit terutama kulit wajah kalo sampe gosong karena terbakar sinar UV. Dan kondisi itu juga memberi kenyamanan untuk kita berpose jika ada mas-mas tukang foto beraksi di pinggir sungai. Namanya juga banci foto....tetap aja dalam kondisi tegang harus memberikan aksi terbaik supaya bagus ketangkap kamera. Biar hasilnya ga malu-maluin kalo mau dipamerin ke orang-orang...heheee. Lagi pula...kapan lagi bisa bergaya dalam momen seperti ini kaann....
Gak terasa.....setelah 2 jam kami mengarungi sungi dan jeramnya, sampailah kami di titik finish yang lokasinya memang tidak jauh dari tempat kami menginap. Dan saking belum puasnya kami teriak-teriak....we want more....we want more..... Mungkin si guide-nya dalam hati ngomong....if you want more, please pay more... heheee. O ya...untuk teman-teman yang tertarik menggunakan operator ini bisa googling dengan memasukkan kata kunci Riam Jeram atau arung jeram sungai cicatih.
Dengan berat hati dan berat jalannya...karena baju kuyup dari ujung atas sampe ujung bawah...dari luar sampe dalam....kami pun menyudahi petualangan arung jeram kali ini dan kembali ke penginapan...


Suatu pertarungan yang mengasikkan karena kita melaluinya dengan keceriaan dan keberanian. Mungkin seperti itulah hidup...dimana selalu ada ujian...dari yang ringan hingga yang berat. Butuh keteguhan dan keberanian dalam menghadapi segala bentuk ujian, dan senyum yang ikhlas yang akan selalu menguatkan setiap rentang perjalanan kita. Biarkan saja hidup mengalir seperti apa adanya, seperti arus sungai yang mengalir, tinggal kita yang harus selalu bersiap diri dalam menghadapi segala tantangan dan ujian.
Life is an adventure (asiiik...)....hidup adalah sebuah petualangan dan saya menyukai petualangan (ga penting...)....tapi saya bukan petualang cinta (halaaahh...)...karena bagi saya, berani bertualang dan menyelesaikan suatu petualangan membuat kita menjadi lebih dewasa dan berani bersikap...

Senin, 16 Januari 2012

Dunia Malam

Dunia malam....hmmmm....menilik judulnya ada kesan negatif di sana. Ada aroma candu dan suasana hingar bingar di dalamnya. Dan yang pasti ada geliat atraktif yang akan mewarnainya....
 Tapi tidak bagi saya....tidak bagi 'dunia malam' yang saya miliki. Bagi saya malam adalah waktu yang sangat panjang, yang telah dan akan terus saya lalui dengan warna-warni cerita dan kisah di dalamnya. Warna-warni mimpi yang dibalut oleh selimut berwarna hitam pekat. Entah mimpi yang akan tetap terbalut oleh selimut pekat...ataukah mimpi yang akan kunjung menjadi nyata setelah terang bangkit menggantikan pekatnya malam.

Entah mengapa....malam seringkali memberikan inspirasi dalam membuat sebuah karya, paling tidak ini buat saya pribadi.  Dalam keheningan biasanya jari-jemari tangan ini lebih lincah untuk menari. Dalam kesunyian biasanya otak ini lebih mudah berkompromi untuk berfikir dan mencerna. Seperti saat ini....saat dimana sebagian besar mahluk bumi sedang terlelap, namun saya masih bercengkerama dengan smart tool di hadapan saya.
Tapiiiii....jangan berfikir bahwa karya yang saya maksud adalah sebuah hasil cipta yang layak untuk dipublikasi dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Sebuah karya....sekecil apa pun itu bentuknya tetaplah sebuah karya, yang merupakan hasil pemikiran kita.....dan bahkan ungkapan dari  rasa yang kita punya. Jika tidak diri kita sendiri yang memberikan apresiasi, maka siapa lagi yang akan memberikan penghargaan terhadap karya kita.
So....bagi penguasa malam...tetaplah berkarya....sekecil apa pun itu....dan jadikanlah malam sebagai teman setiamu jika dalam malam kamu menjadi lebih berarti.

Selain itu....saya memang lebih menyukai saat-saat malam datang menghampiri, karena jauh di atas sana selalu ada bintang terang yang menemani di tengah kegelapan. Cahayanya yang sempurna tidaklah menyilaukan mata seperti cahaya mentari. Binarnya yang terkadang redup memberikan cerita misteri untuk aku tetap terjaga dan menantikan kisah demi kisah yang akan terlewati selanjutnya.







Malam....tetaplah malam...yang akan selalu berganti dengan siang. Dan aku....akan terus hidup dalam dua waktu yang berbeda, dalam dua sisi yang berbeda, dalam dunia yang slalu kugenggam...

Rabu, 09 November 2011

Menangislah.....

Menangis....memang bukan jalan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Masalah hanya bisa terselesaikan hanya dengan berusaha mencari jalan keluar atas masalah tersebut.
Lalu mengapa kita menangis......mengapa saya menangis...

Terkadang tidak perlu penjelasan mengapa kita menangis...
Menangis adalah luapan perasaan yang mendalam. Di saat kita bahagia, maka ada lonjakan-lonjakan rasa yang pada akhirnya membuat kita terharu dan menangis. Pun di saat kita sedih, dengan begitu hanyutnya perasaan kita pada akhirnya membuat kita menangis.


Kita punya rasa....dan biarkan rasa itu mengalir apa adanya....dan biarkan rasa itu memberikan warna terhadap ekspresi yang kita keluarkan. Tidak perlu merasa malu karena harus menangis, karena air mata milik semua kalangan. Bukan karena merasa kalah dan bukan pula karena merasa tersisihkan.....

Menangislah.....jika memang itu membuatmu merasa tenang...
Menangislah.....jika itu membuatmu menjadi lebih kuat...
Menangislah.....jika dengan menangis akan memberikan jawaban bagimu...
Menangislah.....jika kamu bisa membunuh waktu dengan menangis...

Waktu memang pada akhirnya akan memberikan semua jawaban atas segala pertanyaan. Mungkin memasrahkan diri terhadap semua kehendak-Nya akan meringankan semua beban. Pasrah dan menangis adalah dua hal yang berbeda.
Bagi saya...pasrah....adalah salah satu usaha untuk meringankan segala beban dan...menangis....adalah salah satu ekspresi untuk meluapkan perasaan....bahkan perasaan yang terberat dan mendalam sekalipun, yaitu saat-saat kita kehilangan hal yang berharga dalam hidup kita.....



"Dan biarkan tangismu pecah saat merasakan kehilangan.....hingga waktu yang akan menghidupkan harimu kembali"

Senin, 07 November 2011

Di Tanahmu Aku Bercerita

Surabaya, 1-4 November 2011
'The first time' will always be exiting. Ungkapan yang saya buat sendiri untuk menggambarkan gejolak perasaan saat pertama kali melakukan sesuatu.
Ya....kali ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di dataran Jawa Timur. Entah mengapa perjalanan dinas yang mengharuskan saya berpetualang di dataran ini terasa berbeda dari perjalanan dinas lainnya.
Tugas kali ini adalah melakukan prasurvey untuk kegiatan penelitian kualitas kesehatan masyarakat di sekitar Kawasan Industri Gresik, bersama 3 orang teman lainnya. Kegiatan penelitiannya sendiri baru akan dilaksanakan tahun depan. Lumayan laah...penelitian belum mulai dah kebagian jatah jalan2nya duluan...heheee. Husy....nggak lah...tugas kali ini adalah melakukan survey lokasi untuk menentukan pengambilan titik dan besaran sampel nanti.

Keluar dari bandara udara Juanda menuju kota Surabaya melalui jalan tol. Oalaaaaahh....saya baru tau...ternyata di Surabaya ada jalan tol yang melingkar-lingkar seperti di Jakarta toh...heeeee.
Anteng di dalam taksi sambil melihat-lihat pemandangan di kanan kiri jalan tol yang lumayan panjang.

Untuk mengusir kejenuhan  kami ngobrol dengan supir taksi. Salah satu hal yang menarik ketika salah seorang teman bertanya kepada pak supir tentang tragedi lumpur Lapindo di Sidoarjo. Teman saya menanyakan sudah berapa lama sejak pertama kali lumpur Lapindo dimuntahkan dari perut bumi  hingga hari ini.
Dengan cepat pak supir yang sudah tua itu menjawab "Sudah 5 tahun 5 bulan lebih 4 hari, Pak". Saya tersentak mendengar jawaban pak supir itu. Saya tidak tahu apakah perhitungan pak supir itu akurat atau tidak, tapi yang jelas....begitu dahsyatnya tragedi ini yang pada akhirnya membuat banyak keluarga terusir dari tanahnya dan hanya bisa pasrah melihat rumah mereka tergenang oleh lumpur. Tentu saja mereka mengharapkan ganti rugi atas kehilangan harta benda mereka. Tentu saja mereka mengharapkan pemerintah memperhatikan nasib mereka yang terlunta-lunta. Mereka begitu berharap ketika pemerintah menjanjikan ganti rugi atas kehilangan tanah dan rumah mereka. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti tahun.....dan....apa yang terjadi.....hingga saat ini -5 tahun 5 bulan 4 hari- mereka para korban lumpur Lapindo hanya bisa terus menghitung waktu sampai saat yang dijanjikan pemerintah itu tiba. Entah kapan.........semoga Allah senantiasa menguatkan hati mereka.....

Setelah melalui jalan tol yang lumayan panjang dan ikut bermacet-macet ria di tengah-tengah hiruk-pikuk jalan raya kota Surabaya, sampailah kami di Balai Besar Teknologi Kesehatan Lingkungan Surabaya. Setelah beramah-tamah dan mengutarakan maksud kedatangan kami ke Kepala TU BBTKL akhirnya kami mencari hotel untuk tempat menginap selama kegiatan. Keputusan akhirnya adalah mencari penginapan di Surabaya, yang pada awalnya bermaksud untuk menginap di Gresik. Pertimbangannya....walaupun kegiatan kami nanti akan lebih banyak dilakukan di kota Gresik tapi akan lebih mudah untuk melakukan koordinasi dengan BBTKL apabila kami menginap di Surabaya. Toh jarak Surabaya-Gresik bisa ditempuh dengan waktu kurang dari 1 jam lewat tol, jadi bisa pp selama 2 hari ke depan. Pertimbangan lainnya menginap di Surabaya adalah untuk memudahkan kita hang out dan cari oleh-oleh......halaaaahhh....teuteup aja ritual satu ini mesti jadi prioritas di antara prioritas unggulan lainnya ;-)



PT Smelthing Co (KIG)
Yup....kegiatan keliling-keliling dan sowan ke Kantor Bupati Gresik, Dinkes Kab Gresik, Badan Lingkungan Hidup Gresik, Bappeda Gresik, Kawasan Industri Gresik, BTKL Surabaya, dan BBLK Surabaya jadi kegiatan kami selama 3 hari berikutnya. Dari kegiatan selama total 4 hari ini diperoleh output sebanyak 95%, sisanya masih dilanjutkan melalui korespondensi. Terbukti bahwa kegiatan kami di lapangan tidak hanya sekedar jalan-jalan menghambur-hamburkan uang negara aja, tapi ada hasil yang bisa kita jadikan masukan di pusat.


Tapiiii....teuteup yaaaa.....ga afdol rasanya kalo kerja ga diselingi dengan hiburan...heeeee. Apalagi saya dah bela-belain bawa DSLR karena memang ada misi tambahan di setiap perjalanan dinas yang saya lakukan, yaitu....hunting foto :). Yang jadi target utama adalah Jembatan Suramadu di malam hari. Saya merayu teman-teman yang lain untuk nyebrang jembatan suramadu di malam hari. Rayuan maut pun bersambut....hehee. Jadilah jam 7 malam kita berangkat menyebrangi jembatan suramadu sekalian cari makan di daratan Madura. Di bawah ini hanya sebagian dari hasil jepretan saya di sekitar jembatan Suramadu :)

Hasil yang pastinya masih banyak kekurangan, tapi saya sendiri cukup puas.....karena untuk mengambil gambar ini kita harus muter-muter keluar masuk perkampungan untuk mendapatkan sisi yang menarik.
Padahal waktu itu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan gerimis pula. Thanks to pak Rahman, pak Ali, dan Bu Rini yang rela nemenin saya, bahkan ikutan turun nemani saya ngelewatin segerombolan preman karena saya nekat ngotot mau mengambil gambar dari satu spot yang bagus :)
Sedikit tips untuk mengambil gambar lampu yang memberikan efek star dengan menggunakan kamera DSLR. Speed diatur pada posisi sangat rendah, disini saya menggunakan mode Bulb dengan pengaturan waktu selama 10' agar lebih banyak cahaya yang masuk dan diafragma (f) kecil (20-22) untuk meminimalisir over exposure.
Cara mengambil foto seperti ini tentunya harus pake tripod, karena kalo nggak hasil fotonya dijamin ngeblur dan hancur dengan sukses.

Berhubung saya sendiri ga bawa tripod, jadinya mesti cari tempat untuk meletakkan kamera pada saat pengambilan foto. Untungnya ketemu warung kopi yang ada mejanya dan juga ada tembok bekas tanggul yang pada akhirnya jadi tempat untuk meletakkan kamera pada saat proses penjepretan. Yaaa....lumayan lah...usaha maksimal dari seorang amatiran :)

Kunjungan ke lapangan sudah....hunting foto sudah....dan yiiiihaaaaaaa....akhirnya waktunya cari oleh-oleh :). Bagi saya.... oleh-oleh untuk keluarga dan teman itu ga perlu yang mahal-mahal, yang penting adalah tanda bahwa selama sedang dinas pun kita ingat mereka dan tentunya yang dibeli adalah ciri khas dari daerah yang kita kunjungi. Lagi-lagi sebenarnya hanya alasan untuk ngirit supaya uang lumpsum-nya ga keburu habis.... heheee.
Yang saya beli adalah bandeng asap, bumbu petis, dan beberapa snack kerupuk. Sebenarnya saya ga tau bumbu petis itu nanti untuk/bisa dimasak apa, karena memang belum pernah masak pake bumbu petis. Tapi berhubung termakan oleh bujuk rayu teman-teman lain akhirnya ikutan beli. Masalah mau dibikin apa tu bumbu kumaha engke we lah....nu penting mah meuli weh heula.....

Dan...akhirnya berakhir sudah perjalanan dinas yang diselingi oleh wisata foto dan wisata kuliner di sekitar Surabaya - Gresik - Madura. Mudah-mudahan hasil yang kami peroleh selama kegiatan ini bisa bermanfaat untuk penentuan langkah selanjutnya mengenai riset pencemaran lingkungan dan kualitas kesehatan masyarakat di kawasan sekitar industri Gresik. Dan mudah-mudahan hasil dari riset ini nanti bisa membawa manfaat langsung bagi masyarakat di sekitar lokasi industri Gresik.


Dataran Jawa Timur......suatu saat saya akan kembali lagi terutama untuk melanjutkan kegiatan riset ini. Tapi saya juga berharap bisa mengunjungi tempat-tempat lain, seperti Kota Batu yang dingin dan terkenal dengan apelnya....dan juga Kota Madiun. Entah kenapa saya ingin sekali mengunjungi kota yang berada di kaki Gunung Lawu ini.....hopefully someday.

Jumat, 28 Oktober 2011

My First

Yippieee....akhirnya punya blog juga :)
Hmmm....as a start, nulis apa yaaa... "Apa aja boleeeee..."  Itu pasti satu-satunya jawaban pasti dari teman-teman kantor saya yang pasti ga jelas dalam kondisi yang pasti ngawur.


Kantor....hmmm....tempat yang asik buat ngobrol, buat haha hihi, buat nggosip, dan tentu saja buat mengaktualisasikan diri (selain sebagai tempat cari duit juga tentunya....).
Barusan ini selesai mengikuti diklat fungsional yang tujuannya menggodok kita (meluruskan niat sih sebenarnya) untuk menjadi seorang peneliti...bahasa sundanya Researcher. Waktu kuliah, bahkan sejak jaman SD, SMP, SMA pun sama sekali ga pernah terpikir untuk menjadi peneliti. Tapi yaaa.....takdir menentukan lain, kejeblos di Litbang salah satu Kementerian yang memang core bussiness-nya meneliti dan mengembangkan IPTEK. Akhirnya mau ga mau milih salah satu dari 2: jadi peneliti atau jadi pelayan peneliti. Karena saya terbiasa dimanja dan dilayani...heheee....akhirnya milih jadi peneliti aja deh....(pake 'deh', berarti agak2 kepaksa).

Sebagai seorang peneliti tentunya harus punya syarat. Paling ga ini syarat yang saya ajuin buat diri sendiri loh:
1. Punya sense of curiousity yang besar. Rasa-rasanya saya punya....apalagi rasa ingin tau terhadap gosip-gosip teman atau gosip selebriti yang sedang hangat....(penting ga sih...)
2. Suka menulis, karena peneliti harus rajin menulis artikel. Rasa-rasanya saya juga punya....terutama rajin menulis setiap catatan pengeluaran bulanan dan bon-bon pengeluaran yang belum dibayar.....(masuk kriteria ga ya...)
3. Punya jiwa petualang, karena seorang peneliti harus siap mblasuk sampai pelosok-pelosok daerah untuk mengambil sampel atau data yang berkaitan dengan penelitiannya. Rasa-rasanya saya juga punya jiwa ini.....terutama karena setiap perjalanan yang saya lakukan dibiayai alias gratis tis tis, dan masih dapat honor pula.....(ini jiwa petualang atau jiwa matre yaaa....)
4.Tekun dan teliti......hehee....kalo yang ini nyerah deh...

Yaa...what ever lah, yang penting toh sekarang saya sudah satu langkah lebih maju untuk menjadi seorang peneliti, karena dah punya Sertifikat lulus diklat fungsional peneliti euy... ;)
Lalu kapan mau mulai membina karir as a Researcher? Apa setelah selesai diklat mau langsung mengajukan diri? Yaaaaaaa.....belum tentu juga sih....(biang malesnya keluar), karena emang masih kepengen nyantai, belum mau dikejar-kejar untuk mengumpulkan angka kredit yang merupakan penilaian untuk jenjang karir peneliti. Tapi  satu saat -walaupun belum tau 'saat' itu kapan dan apakah bila 'saat'  itu datang saya masih punya feel untuk menghadapi 'saat' itu- pasti saya akan mulai melakukan apa yang harusnya saya lakukan.

Santai...itu jelas jadi prinsip saya sekarang. Hidup memang harus dijalani apa adanya, ikuti saja seperti mengikuti aliran air, just go with the flow. Ga ngoyo, ga ngotot, ga neko-neko, melakukan segalanya dari hati tanpa paksaan, tanpa beban.... (pembenaran dari rasa malas kayanya...hehee). Ga sih...bener kok...setelah lebih dari separuh abad menjalani hidup di dunia ini, sudah terbukti loh. Seberapa kuat kita menolak, tapi jika memang hal itu sudah menjadi takdir dan bagian dari hidup kita, maka lakukanlah dengan ikhlas karena mungkin saja hal itu adalah yang sudah Allah tetapkan terbaik untuk hidup kita.
Slowly but sure.... :) :)