Rabu, 09 November 2011

Menangislah.....

Menangis....memang bukan jalan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Masalah hanya bisa terselesaikan hanya dengan berusaha mencari jalan keluar atas masalah tersebut.
Lalu mengapa kita menangis......mengapa saya menangis...

Terkadang tidak perlu penjelasan mengapa kita menangis...
Menangis adalah luapan perasaan yang mendalam. Di saat kita bahagia, maka ada lonjakan-lonjakan rasa yang pada akhirnya membuat kita terharu dan menangis. Pun di saat kita sedih, dengan begitu hanyutnya perasaan kita pada akhirnya membuat kita menangis.


Kita punya rasa....dan biarkan rasa itu mengalir apa adanya....dan biarkan rasa itu memberikan warna terhadap ekspresi yang kita keluarkan. Tidak perlu merasa malu karena harus menangis, karena air mata milik semua kalangan. Bukan karena merasa kalah dan bukan pula karena merasa tersisihkan.....

Menangislah.....jika memang itu membuatmu merasa tenang...
Menangislah.....jika itu membuatmu menjadi lebih kuat...
Menangislah.....jika dengan menangis akan memberikan jawaban bagimu...
Menangislah.....jika kamu bisa membunuh waktu dengan menangis...

Waktu memang pada akhirnya akan memberikan semua jawaban atas segala pertanyaan. Mungkin memasrahkan diri terhadap semua kehendak-Nya akan meringankan semua beban. Pasrah dan menangis adalah dua hal yang berbeda.
Bagi saya...pasrah....adalah salah satu usaha untuk meringankan segala beban dan...menangis....adalah salah satu ekspresi untuk meluapkan perasaan....bahkan perasaan yang terberat dan mendalam sekalipun, yaitu saat-saat kita kehilangan hal yang berharga dalam hidup kita.....



"Dan biarkan tangismu pecah saat merasakan kehilangan.....hingga waktu yang akan menghidupkan harimu kembali"

Senin, 07 November 2011

Di Tanahmu Aku Bercerita

Surabaya, 1-4 November 2011
'The first time' will always be exiting. Ungkapan yang saya buat sendiri untuk menggambarkan gejolak perasaan saat pertama kali melakukan sesuatu.
Ya....kali ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di dataran Jawa Timur. Entah mengapa perjalanan dinas yang mengharuskan saya berpetualang di dataran ini terasa berbeda dari perjalanan dinas lainnya.
Tugas kali ini adalah melakukan prasurvey untuk kegiatan penelitian kualitas kesehatan masyarakat di sekitar Kawasan Industri Gresik, bersama 3 orang teman lainnya. Kegiatan penelitiannya sendiri baru akan dilaksanakan tahun depan. Lumayan laah...penelitian belum mulai dah kebagian jatah jalan2nya duluan...heheee. Husy....nggak lah...tugas kali ini adalah melakukan survey lokasi untuk menentukan pengambilan titik dan besaran sampel nanti.

Keluar dari bandara udara Juanda menuju kota Surabaya melalui jalan tol. Oalaaaaahh....saya baru tau...ternyata di Surabaya ada jalan tol yang melingkar-lingkar seperti di Jakarta toh...heeeee.
Anteng di dalam taksi sambil melihat-lihat pemandangan di kanan kiri jalan tol yang lumayan panjang.

Untuk mengusir kejenuhan  kami ngobrol dengan supir taksi. Salah satu hal yang menarik ketika salah seorang teman bertanya kepada pak supir tentang tragedi lumpur Lapindo di Sidoarjo. Teman saya menanyakan sudah berapa lama sejak pertama kali lumpur Lapindo dimuntahkan dari perut bumi  hingga hari ini.
Dengan cepat pak supir yang sudah tua itu menjawab "Sudah 5 tahun 5 bulan lebih 4 hari, Pak". Saya tersentak mendengar jawaban pak supir itu. Saya tidak tahu apakah perhitungan pak supir itu akurat atau tidak, tapi yang jelas....begitu dahsyatnya tragedi ini yang pada akhirnya membuat banyak keluarga terusir dari tanahnya dan hanya bisa pasrah melihat rumah mereka tergenang oleh lumpur. Tentu saja mereka mengharapkan ganti rugi atas kehilangan harta benda mereka. Tentu saja mereka mengharapkan pemerintah memperhatikan nasib mereka yang terlunta-lunta. Mereka begitu berharap ketika pemerintah menjanjikan ganti rugi atas kehilangan tanah dan rumah mereka. Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, hari berganti tahun.....dan....apa yang terjadi.....hingga saat ini -5 tahun 5 bulan 4 hari- mereka para korban lumpur Lapindo hanya bisa terus menghitung waktu sampai saat yang dijanjikan pemerintah itu tiba. Entah kapan.........semoga Allah senantiasa menguatkan hati mereka.....

Setelah melalui jalan tol yang lumayan panjang dan ikut bermacet-macet ria di tengah-tengah hiruk-pikuk jalan raya kota Surabaya, sampailah kami di Balai Besar Teknologi Kesehatan Lingkungan Surabaya. Setelah beramah-tamah dan mengutarakan maksud kedatangan kami ke Kepala TU BBTKL akhirnya kami mencari hotel untuk tempat menginap selama kegiatan. Keputusan akhirnya adalah mencari penginapan di Surabaya, yang pada awalnya bermaksud untuk menginap di Gresik. Pertimbangannya....walaupun kegiatan kami nanti akan lebih banyak dilakukan di kota Gresik tapi akan lebih mudah untuk melakukan koordinasi dengan BBTKL apabila kami menginap di Surabaya. Toh jarak Surabaya-Gresik bisa ditempuh dengan waktu kurang dari 1 jam lewat tol, jadi bisa pp selama 2 hari ke depan. Pertimbangan lainnya menginap di Surabaya adalah untuk memudahkan kita hang out dan cari oleh-oleh......halaaaahhh....teuteup aja ritual satu ini mesti jadi prioritas di antara prioritas unggulan lainnya ;-)



PT Smelthing Co (KIG)
Yup....kegiatan keliling-keliling dan sowan ke Kantor Bupati Gresik, Dinkes Kab Gresik, Badan Lingkungan Hidup Gresik, Bappeda Gresik, Kawasan Industri Gresik, BTKL Surabaya, dan BBLK Surabaya jadi kegiatan kami selama 3 hari berikutnya. Dari kegiatan selama total 4 hari ini diperoleh output sebanyak 95%, sisanya masih dilanjutkan melalui korespondensi. Terbukti bahwa kegiatan kami di lapangan tidak hanya sekedar jalan-jalan menghambur-hamburkan uang negara aja, tapi ada hasil yang bisa kita jadikan masukan di pusat.


Tapiiii....teuteup yaaaa.....ga afdol rasanya kalo kerja ga diselingi dengan hiburan...heeeee. Apalagi saya dah bela-belain bawa DSLR karena memang ada misi tambahan di setiap perjalanan dinas yang saya lakukan, yaitu....hunting foto :). Yang jadi target utama adalah Jembatan Suramadu di malam hari. Saya merayu teman-teman yang lain untuk nyebrang jembatan suramadu di malam hari. Rayuan maut pun bersambut....hehee. Jadilah jam 7 malam kita berangkat menyebrangi jembatan suramadu sekalian cari makan di daratan Madura. Di bawah ini hanya sebagian dari hasil jepretan saya di sekitar jembatan Suramadu :)

Hasil yang pastinya masih banyak kekurangan, tapi saya sendiri cukup puas.....karena untuk mengambil gambar ini kita harus muter-muter keluar masuk perkampungan untuk mendapatkan sisi yang menarik.
Padahal waktu itu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan gerimis pula. Thanks to pak Rahman, pak Ali, dan Bu Rini yang rela nemenin saya, bahkan ikutan turun nemani saya ngelewatin segerombolan preman karena saya nekat ngotot mau mengambil gambar dari satu spot yang bagus :)
Sedikit tips untuk mengambil gambar lampu yang memberikan efek star dengan menggunakan kamera DSLR. Speed diatur pada posisi sangat rendah, disini saya menggunakan mode Bulb dengan pengaturan waktu selama 10' agar lebih banyak cahaya yang masuk dan diafragma (f) kecil (20-22) untuk meminimalisir over exposure.
Cara mengambil foto seperti ini tentunya harus pake tripod, karena kalo nggak hasil fotonya dijamin ngeblur dan hancur dengan sukses.

Berhubung saya sendiri ga bawa tripod, jadinya mesti cari tempat untuk meletakkan kamera pada saat pengambilan foto. Untungnya ketemu warung kopi yang ada mejanya dan juga ada tembok bekas tanggul yang pada akhirnya jadi tempat untuk meletakkan kamera pada saat proses penjepretan. Yaaa....lumayan lah...usaha maksimal dari seorang amatiran :)

Kunjungan ke lapangan sudah....hunting foto sudah....dan yiiiihaaaaaaa....akhirnya waktunya cari oleh-oleh :). Bagi saya.... oleh-oleh untuk keluarga dan teman itu ga perlu yang mahal-mahal, yang penting adalah tanda bahwa selama sedang dinas pun kita ingat mereka dan tentunya yang dibeli adalah ciri khas dari daerah yang kita kunjungi. Lagi-lagi sebenarnya hanya alasan untuk ngirit supaya uang lumpsum-nya ga keburu habis.... heheee.
Yang saya beli adalah bandeng asap, bumbu petis, dan beberapa snack kerupuk. Sebenarnya saya ga tau bumbu petis itu nanti untuk/bisa dimasak apa, karena memang belum pernah masak pake bumbu petis. Tapi berhubung termakan oleh bujuk rayu teman-teman lain akhirnya ikutan beli. Masalah mau dibikin apa tu bumbu kumaha engke we lah....nu penting mah meuli weh heula.....

Dan...akhirnya berakhir sudah perjalanan dinas yang diselingi oleh wisata foto dan wisata kuliner di sekitar Surabaya - Gresik - Madura. Mudah-mudahan hasil yang kami peroleh selama kegiatan ini bisa bermanfaat untuk penentuan langkah selanjutnya mengenai riset pencemaran lingkungan dan kualitas kesehatan masyarakat di kawasan sekitar industri Gresik. Dan mudah-mudahan hasil dari riset ini nanti bisa membawa manfaat langsung bagi masyarakat di sekitar lokasi industri Gresik.


Dataran Jawa Timur......suatu saat saya akan kembali lagi terutama untuk melanjutkan kegiatan riset ini. Tapi saya juga berharap bisa mengunjungi tempat-tempat lain, seperti Kota Batu yang dingin dan terkenal dengan apelnya....dan juga Kota Madiun. Entah kenapa saya ingin sekali mengunjungi kota yang berada di kaki Gunung Lawu ini.....hopefully someday.

Jumat, 28 Oktober 2011

My First

Yippieee....akhirnya punya blog juga :)
Hmmm....as a start, nulis apa yaaa... "Apa aja boleeeee..."  Itu pasti satu-satunya jawaban pasti dari teman-teman kantor saya yang pasti ga jelas dalam kondisi yang pasti ngawur.


Kantor....hmmm....tempat yang asik buat ngobrol, buat haha hihi, buat nggosip, dan tentu saja buat mengaktualisasikan diri (selain sebagai tempat cari duit juga tentunya....).
Barusan ini selesai mengikuti diklat fungsional yang tujuannya menggodok kita (meluruskan niat sih sebenarnya) untuk menjadi seorang peneliti...bahasa sundanya Researcher. Waktu kuliah, bahkan sejak jaman SD, SMP, SMA pun sama sekali ga pernah terpikir untuk menjadi peneliti. Tapi yaaa.....takdir menentukan lain, kejeblos di Litbang salah satu Kementerian yang memang core bussiness-nya meneliti dan mengembangkan IPTEK. Akhirnya mau ga mau milih salah satu dari 2: jadi peneliti atau jadi pelayan peneliti. Karena saya terbiasa dimanja dan dilayani...heheee....akhirnya milih jadi peneliti aja deh....(pake 'deh', berarti agak2 kepaksa).

Sebagai seorang peneliti tentunya harus punya syarat. Paling ga ini syarat yang saya ajuin buat diri sendiri loh:
1. Punya sense of curiousity yang besar. Rasa-rasanya saya punya....apalagi rasa ingin tau terhadap gosip-gosip teman atau gosip selebriti yang sedang hangat....(penting ga sih...)
2. Suka menulis, karena peneliti harus rajin menulis artikel. Rasa-rasanya saya juga punya....terutama rajin menulis setiap catatan pengeluaran bulanan dan bon-bon pengeluaran yang belum dibayar.....(masuk kriteria ga ya...)
3. Punya jiwa petualang, karena seorang peneliti harus siap mblasuk sampai pelosok-pelosok daerah untuk mengambil sampel atau data yang berkaitan dengan penelitiannya. Rasa-rasanya saya juga punya jiwa ini.....terutama karena setiap perjalanan yang saya lakukan dibiayai alias gratis tis tis, dan masih dapat honor pula.....(ini jiwa petualang atau jiwa matre yaaa....)
4.Tekun dan teliti......hehee....kalo yang ini nyerah deh...

Yaa...what ever lah, yang penting toh sekarang saya sudah satu langkah lebih maju untuk menjadi seorang peneliti, karena dah punya Sertifikat lulus diklat fungsional peneliti euy... ;)
Lalu kapan mau mulai membina karir as a Researcher? Apa setelah selesai diklat mau langsung mengajukan diri? Yaaaaaaa.....belum tentu juga sih....(biang malesnya keluar), karena emang masih kepengen nyantai, belum mau dikejar-kejar untuk mengumpulkan angka kredit yang merupakan penilaian untuk jenjang karir peneliti. Tapi  satu saat -walaupun belum tau 'saat' itu kapan dan apakah bila 'saat'  itu datang saya masih punya feel untuk menghadapi 'saat' itu- pasti saya akan mulai melakukan apa yang harusnya saya lakukan.

Santai...itu jelas jadi prinsip saya sekarang. Hidup memang harus dijalani apa adanya, ikuti saja seperti mengikuti aliran air, just go with the flow. Ga ngoyo, ga ngotot, ga neko-neko, melakukan segalanya dari hati tanpa paksaan, tanpa beban.... (pembenaran dari rasa malas kayanya...hehee). Ga sih...bener kok...setelah lebih dari separuh abad menjalani hidup di dunia ini, sudah terbukti loh. Seberapa kuat kita menolak, tapi jika memang hal itu sudah menjadi takdir dan bagian dari hidup kita, maka lakukanlah dengan ikhlas karena mungkin saja hal itu adalah yang sudah Allah tetapkan terbaik untuk hidup kita.
Slowly but sure.... :) :)